Saya Agita Violy, seorang guru PAUD di sebuah kota kecil yang dikelilingi suara anak-anak, riuh tawa, dan mimpi-mimpi yang masih polos. Di ruang kelas sederhana itu, saya terus belajar. Belajar bukan hanya dari buku, tapi juga dari pertanyaan-pertanyaan lugu yang kadang justru mengajarkan saya tentang hidup. Suatu malam, setelah menidurkan anak dan menyelesaikan laporan pembelajaran, saya membuka laman Instagram Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) . Di sana, terpampang kabar tentang diluncurkannya Program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) untuk jenjang Magister dan Doktor . Seketika, hati ini berdegup. Apakah ini artinya saya, dan ribuan guru lain di penjuru Indonesia, bisa menggapai mimpi akademik tanpa meninggalkan ruang kelas kami? Menengok UNY: Sebuah Perjalanan dari Masa ke Masa Source: KuliahAja.id UNY bukan kampus asing di telinga. Namanya melegenda sebagai salah satu kampus pendidikan terbaik di negeri ini. Dahulu dikenal sebagai IKIP Yogyakarta, kini UNY telah bermetamorfosis men...
2020 berjalan begitu cepat. Ditambah pandemi yang membuat kita di rumah saja dan terpaksa tidak bisa kemana-mana. Saya yang berprofesi sebagai guru, mau tidak mau harus mendadak berinteraksi dengan murid-murid lewat layar laptop dan smartphone melalui koneksi internet. Agustus 2020 lalu, seharusnya saya memiliki resolusi untuk ganti laptop. Iya, laptop saya sudah 8 tahun usianya. Sudah cukup tua untuk diajak berlari mengejar laporan tugas. Namun semesta ternyata mendukung saya untuk mengganti smartphone terlebih dahulu yang sudah empat tahun usianya, ia mendadak mati total saat harus video conference dengan murid-murd, ditambah banyaknya tugas yang masuk melalui chat Whats App. Ternyata, ganti laptop yang sudah direncanakan, diharuskan mengalah dulu. 2020 lalu, saya juga memutuskan untuk melanjutkan kuliah magister. Mengajar dan belajar secara online sekaligus dengan smartphone yang alhamdulillah sudah canggih, namun masih harus bersabar dengan laptop Asus jadul yang menemani saya ...