Skip to main content

About

Agita Violy. Seorang gadis kelahiran Bekasi, 9 Agustus 1994 dengan weton Sloso Kliwon, zodiak Leo dan shio Asu. Merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Berstatus sebagai pekerja nine to five di sebuah perusahaan swasta dan dilanjut dengan kesibukannya sebagai mahasiswa kelas malam yang entah kapan lulusnya.

Sempat setahun mengajar di sebuah lembaga kursus bahasa Inggris, namun akhirnya mengundurkan diri karena kepayahan kerja-ngajar-kuliah dari Senin s/d Jum'at. Sementara Sabtu dan Minggu ia habiskan dengan jalan-jalan, nge-blog, atau sekedar membaca buku ditemani secangkir cokelat panas. Bahkan kerap kali ditemukan hanya menghabiskan week-end dengan tidur seharian di kamarnya.

Agit senang menulis tentang apapun yang dirasakannya. Ia tak segan-segan menceritakan pengalaman pribadinya yang terkesan konyol dan kadang memalukan. Menuju Jauh merupakan travel blog milik Agit yang sedang berusaha untuk rutin di-update. Mengingat blog ini tak melulu bercerita tentang pergi, tapi juga bagaimana memaknai arti perjalanan. 

Ada kalanya kita perlu menuju jauh untuk merasa merindukan dan dirindukan. Ada kalanya kita pergi untuk mencari rumah atau agar bisa merasakan lagi perasaan "pulang". Karena "pulang" tidak selalu soal tempat, tetapi soal rasa dan perasaan.


Selain menulis, Agit juga gemar bernyanyi. Suara sumbangnya bisa didengarkan di Soundcloud pribadinya: agitavio. Kalau soal jeprat-jepret foto, ia bukan ahlinya. Namun beberapa jepretannya dapat dilihat di akun instagramnya: agitavio.

Portfolio

 
  • Kartini Bagi Kami 2015 (Relawan Komunitas Filantropi Pendidikan Dompet Dhuafa)

  • Pembicara Workshop Menulis di Sambil Jalan #2 (31 Jan - 1 Feb 2015)
 

  •  Kontributor di Surabaya Family Edisi 18/Th.September-Oktober 2014

  • Kontributor di Travelnatic Magazine Volume I - Agustus 2014

  •  Kontributor di Runway Aviation Magazine No. 009 - April 2014
 
  • Pemenang #Journey2Grand by @Samsung_ID 2014

  • Penulis Antologi Rumah adalah di Mana Pun by Grasindo, Maret 2014




Comments

  1. jian komplit biyanget nulis profilnya,, salam kenal mbak

    ReplyDelete
  2. Salam kenal Agita... Sepertinya kunjugnan pertama saya di blog ini.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Hallo Agita.. Salam kenal dari desa sebelah kota kelahiranmu. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo halo, pasti orang Cikarang ya? hehehe. Salam kenal juga :D

      Delete
  5. Salam kenal, izin melipir sejenak di menujujauh, sekaligus mohon izin untuk memasukkan nama dan blognya mbak Agita ke dalam blogger list saya. Salam pelangi! :)

    papanpelangi.co

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, kehormatan buat saya masuk ke blogger list sampeyan, mas. Terimakasih sekali.. salam kenal juga :)

      Delete
  6. hai ka Agita, jadi terinspirasi setelah baja profilnya..
    salam kenal ;)

    ReplyDelete
  7. Keren nih, kontributor dimana-mana euy! :)

    ReplyDelete
  8. hai agitt,,salam kenal..suka sama quotenya..
    Ada kalanya kita perlu menuju jauh untuk merasa merindukan dan dirindukan. Ada kalanya kita pergi untuk mencari rumah atau agar bisa merasakan lagi perasaan "pulang". Karena "pulang" tidak selalu soal tempat, tetapi soal rasa dan perasaan.

    kerennn

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kebodohan di Situ Gunung

Posisi yang sudah di Bogor usai berbagi inspirasi ke adik-adik Smart Ekselensia tidak membuat saya dan Hanis langsung pulang ke Bekasi begitu saja. Kami lantas melanjutkan perjalanan ke Sukabumi dengan menggunakan Kereta Pangrango yang kebetulan hanya seharga duapuluh lima ribu rupiah. Pemandangan di sepanjang rel yang baru aktif kembali ini menyuguhkan hamparan sawah dan ladang hijau. Arus sungai yang amat deras juga menemani perjalanan yang memakan waktu dua jam ini.

5 Cm Vs Romeo+Rinjani

5 Cm Vs Romeo+Rinjani Ini kok judulnya malah jadi kayak rumus, ya? Hehehe. Jadi gini, beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri untuk menonton film karya Fajar Bustomi, judulnya Romeo+Rinjani. Film yang posternya menampilkan pendaki perempuan dengan pakaian minim tersebut sukses menjadi bahan ejekan para pendaki yang berseliweran di dunia maya. Banyak yang bilang, film ini akan menjadi the next 5 cm yang mengakibatkan membludaknya gunung Rinjani setelah film tersebut ditayangkan. Yah, kita lihat saja nanti seberapa besar efek dari film tersebut di dunia pariwisata, khususnya pendakian. Kembali ke film, bukan maksudnya membanding-bandingkan. Tapi kok ya rasanya ada yang ngeganjel kalau film ini nggak di- share ke temen-temen. Berikut pendapat yang saya rasakan ketika menonton dua film tersebut;

Menyusuri Jejak Islam di Kampung Kauman

Kampung Kauman Free Walking Tour Namanya Kauman. Sebuah kampung yang seringkali dilupakan orang-orang ketika menyusuri Malioboro sampai ujung jalan dan kemudian terhipnotis dengan gagahnya pohon beringin di alun-alun serta suasana nyaman di dalam keraton. Kali ini saya lebih mendahulukan untuk bercerita tentang Kampung Kauman daripada sejarah Jogjakarta, keraton, benteng dan lain-lainnya. Sebuah kesempatan yang langka untuk bisa menjelajahi kampung Kauman bersama orang-orang baru lagi. Adalah Edu Hostel Jogjakarta yang memiliki program Walking Tour Kauman tiap hari Jum’at dan Sabtu. Pada hari Jum’at, biasanya Walking Tour ini akan dibawakan dengan Bahasa Inggris. Namun sayangnya, peserta yang berjumlah lebih dari 15 orang pada hari Jum’at itu tak ada satupun yang berasal dari luar negeri sehingga sepakatlah kami untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.